4/24/12

Rendah Hati - Tawaddu' dan Tidak Sombong - Takabbur

“Aku akan memalingkan orang-orang yg menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yg benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku.” Takabbur atau sombong adl lawan kata dari tawaddu’ atau rendah hati dan merupakan salah satu jenis penyakit hati yg telah memakan banyak korban seperti Raja Fir’aun dan bala tentaranya dan masih banyak lagi. Menurut tata bahasa “takabbur” semakna dgn ta’azhzum yakni menampak-nampakkan keagungan dan kebesarannya merasa agung dan besar. Penyusun kamus Lisanul Arab mengatakan “takabbur dan istikbar ialah ta’azhzum merasa besar dan menampak-nampakkan kebesarannya.” Perbedaan antara takabur ujub dan ghurur adl bahwa ujub itu mengagumi atau membanggakan diri dari segala seuatu yg timbul darinya baik berupa perkataan maupun perbuatan tapi tidak merendahkan dan meremehkan orang lain. Ghurur adl sikap ujub yg ditambah sikap meremehkan dan menganggap kecil apa yg timbul dari orang lain tapi tidak merendahkan orang lain. “Tidaklah masuk surga orang yg di dalam hatinya ada penyakit kibr meskipun hanya seberat dzarroh.” Kemudian ada seorang laki-laki berkata “Sesungguhnya seseorang itu suka pakaiannya bagus dan sandalnya/sepatunya bagus.” Beliau menjawab “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Kibr itu ialah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.”
    Namun, kadang-kadang ada sebagian orang yg bersikap tawadhu’ secara berlebihan hingga tidak mau berhias dan mengenakan pakaian yg bagus tidak peduli terhadap orang lain bahkan tidak mau tampil ke depan utk memikul amanat dan tanggung jawab. Sikap yg demikian ini kadang-kadang menimbulkan kesan negatif pada sebagian orang yg melihatnya yg tidak mengetahui hakekat masalah sebenarnya. Lalu setan membisikkan ke dalam hatinya bahwa orang tersebut tidak menghias diri tidak mengenakan pakaian bagus dan tidak pernah tampil ke dalam mengurusi urusan umat adl semata-mata krn miskin dan tidak mempunyai kemampuan utk menjalankan tugas dan tanggung jawab. Anggapannya ini kemudian berkembang dgn memandang orang tersebut dgn pandangan rendah dan hina dan sebaliknya menganggap dirinya lbh besar dan lbh agung. Inilah dia penyakit takabur telah muncul. Alquran dan Sunnah telah mengantisipasi masalah ini. Karena itu disuruhnya manusia menampakkan ni’mat yg diberikan Allah kepadanya. “Dan terhadap ni’mat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya .” Sabda Nabi saw “Sesungguhnya Allah itu bagus dan menyukai keindahan.” Para salaf mengerti betul akan hal ini krn itu mereka sangat antusias menceritakan ni’mat-ni’mat yg diberikan Allah kepada mereka dan mencela orang yg melalaikan hal ini. Al-Hasan bin Ali Radhiyallahu ‘anhu berkata “Bila engkau memperoleh kebaikan atau melakukan kebaikan maka ceritakanlah kepada orang yg dapat dipercaya dari antara teman-temanmu.”
Adakalanya yg memicu takabur bagi seseorang ialah krn lbh unggul dari pada yg lain dalam keutamaan atau lbh banyak melakukan keutamaan-keutamaan misalnya dalam bidang ilmu dakwah jihad pendidikan dll. Keunggulan semata-mata tidak ada artinya di hadapan Allah kalau tidak disertai dgn keikhlasan dan kejujuran.
    Terhalang dari memperhatikan dan mengambil pelajaran terhadap sesuatu. Hal ini disebabkan orang yg takabur merasa lbh tinggi dari hamba-hamba Allah yg lain. Maka secara sadar atau tidak sadar ia telah melampaui batas hingga menempati kedudukan Ilahi. Orang seperti ini sudah barang tentu akan terkena sangsi dan sangsi atau hukuman yg pertama ialah terhalang dari memperhatikan dan mengambil pelajaran terhadap sesuatu. ”Dan betapa banyak tanda-tanda di langit dan di bumi yg mereka lewati tetapi mereka berpaling dari padanya.”
    Orang yg takabur dan merasa lbh tinggi dari pada orang lain berkeinginan agar orang lain menundukkan kepala kepadanya. Tetapi harga diri manusia sudah barang tentu tidak mau berbuat demikian dan memang pada dasarnya mereka tidak disiapkan utk hal itu. Sebagai akibatnya timbullah kegoncangan dalam jiwanya. “Barang siapa berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya penghidupan yg sempit.” “Dan barang siapa berpaling dari peringatan Tuhannya Tuhan akan memberinya siksaan yg berat.”
    Selalu dalam keadaan aib dan kekurangan. Hal ini disebabkan orang yg sombong mengira dirinya telah sempurna dalam segala hal maka ia tidak mau intropeksi diri sehingga ia tidak mau menerima nasihat pengarahan dan bimbingan dari orang lain. ” yg benar barangsiapa berbuat dosa dan ia telah meliputi oleh dosanya mereka itulah penghuni neraka mereka kekal di dalamnya.”
    Terhalang utk masuk surga. Dan Rasullullah saw telah bersabda “Tidak masuk surga orang yg di dalam hatinya terdapat seberat zarrah dari takabbur.” 
    Cara Mengobati Takabur
    Mengingat akibat-akibat dan bahaya yg ditimbulkan oleh takabur baik yg mengenai dirinya sendiri maupun mengenai amal Islami baik yg bersifat duniawi maupun ukhrowi.
    Menengok orang sakit meyaksikan orang yg akan meninggal dunia menolong kesusahan mengantarkan janazah dan ziarah kubur.
    Tidak berteman dgn orang-orang yg takabur dan sebaliknya bersahabat dgn orang-orang yg tawadhu’ dan ahli ibadah.
    Suka duduk-duduk bersama orang lemah orang fakir dan miskin bahkan makan dan minum bersama mereka krn hal ini akan dapat membersihkan jiwa dan mengembalikannya ke jalan yg lurus.
    Suka memikirkan dirinya dan alam semesta bahkan merenungkan semua ni’mat yg diperolehnya sejak yg paling kecil hingga yg paling besar. Siapakah sumber semua itu? Siapakah yg dapat menahan dan menghalanginya? Dengan jalan bagaimanakah seorang hamba berhak mendapatkannya? Bagaimanakah keadaan dirinya seandainya salah satu keni’matan itu dicabut apalagi bila dicabut seluruhnya?
    Memperhatikan riwayat-riwayat orang takabur bagaimana keadaan mereka dan bagaimana akhirnya sejak iblis Namrud Fir’aun Haman Qorun Abu Jahal hingga para thaghut-thaghut para diktator dan orang-orang yg gemar berbuat dosa pada tiap waktu dan tempat.
    Menghadiri majlis-majlis taklim yg diasuh oleh ulama-ulama yg bisa dipercaya dan sadar akan tugas kewajiban dan akan dirinya. Lebih-lebih majlis yg di dalamnya sering diisi dgn peringatan-peringatan dan penyucian jiwa.
    Meminta maaf kepada orang yg disombongi dan dihinanya.
    Menampakkan ni’mat yg diberikan Allah kepada dirinya dan menceritakannya kepada orang lain.
    Selalu mengingat tolak ukur keutamaan dan kemajuan Islam. “Sesungguhnya orang yg paling mulia diantaramu pada pandangan Allah ialah orang yg paling bertakwa.”
    Rajin melakukan ketaatan krn dgn melakukan ketaatan semata-mata mencari ridha Allah ini akan dapat membersihkan jiwa dari kotoran-kotoran dan kehinaan-kehinaan bahkan akan meningkat ke derajat yg lbh tinggi. “Barangsiapa yg melakukan amal saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia beriman maka benar-benar Kami akan memberinya kehidupan yg baik.”
    Melakukan introspeksi utk mengetahui penyakit-penyakit hatinya sampai dapat mengobatinya hingga kelak akan memperoleh kebahagiaan dan keberuntungan.
Selalu meminta pertolongan kepada Allah SWT krn Dia akan menolong orang yg meminta pertolongan kepada-Nya dan akan mengabulkan doa orang-orang yg sungguh memohon kepada-Nya. “Dan Tuhanmu berfirman ‘Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Ku-perkenankan bagimu sesungguhnya orang-orang yg menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina’.”

disadur dari Imron Rosadi(Terapi Mental Aktifis Harakah Dr. Sayyid Muhammad Nuh Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia).
http://blog.re.or.id/menghidupkan-semangat-rendah-hati-tawaddu-dan-menghilangkan-sifat-sombong-takabbur.htm

No comments: